PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT melalui PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
Oleh : kimsidomukti.ngawi
1.
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Persoalan kemiskinan merupakan persoalan klasik dan kenyataan kompleks
dan bersifat multidimensi yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Berbagai
masalah yang dialami oleh masyarakat miskin menunjukkan bahwa kemiskinan
bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi
hak-hak dasar,kerentanan masyarakat menghadapi persaingan usaha, konflik dan
tindak kekerasan, lemahnya penanganan masalah kependudukan, ketidaksetaraan dan
ketidakadilan gender, dan kesempatan pembangunan yang menyebabkan masih
banyaknya wilayah yang dikategorikan tertinggal dan terisolasi. Selain itu
masalah kemiskinan juga memiliki spesifikasi yang berbeda antar wilayah
perdesaan, perkotaan serta permasalahan khusus di wilayah pesisir dan kawasan tertinggal.
Masalah
kemiskinan di Indonesia juga ditandai dengan rendahnya mutu kehidupan
masyarakat, yang diindikasikan oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). IPM dan IKM mempunyai komponen yang
sama, yaitu angka harapan hidup (tingkat kesehatan), penguasaan ilmu
pengetahuan (tingkat pendidikan) dan standar kehidupan yang layak (tingkat
ekonomi), Pada IPM standar hidup layak dihitung dari pendapatan per kapita,
sementara IKM diukur dengan persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih,
fasilitas kesehatan dan balita kurang gizi.
Dalam
kaitan tersebut, terkait dengan konteks strategi penanggulangan kemiskinan,
yang patut dipahami adalah bahwa kemiskinan tidak hanya diukur sebatas
ketidakmampuan ekonomi tetapi juga karena tidak terpenuhinya hak-hak dasar dan
perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan
perempuan dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar tersebut
mencakup antara lain: pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau
ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial
ekonomi dan politik, baik laki-laki maupun perempuan.
Upaya
penanggulangan kemiskinan tidak terlepas dari penciptaan stabilitas ekonomi,
perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Secara
global, upaya menanggulangi kemiskinan telah memperoleh momentum dan toleransi
masyarakat global dengan disepakatinya tujuan Millenium Development Goals
(MDGs). Hal ini tentu menjadi tanggungjawab bersama, yang merupakan kewajiban
moral dan menjadi amanat konstitusi dimana dalam implementasinya tidak hanya
ditangani oleh pemerintah namun melibatkan seluruh elemen bangsa ini.
b. Tujuan
·
Tujuan Strategis :
Program berkontribusi kepada Peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia melalui, Pengembangan Agribisnis di Bidang Pertanian,
Peternakan dan Perikanan yang berdampak
kepada kesejahteraan Masyarakat.
· Tujuan Khusus :
ü Meningkatnya kesadaran, kemampuan dan
kerjasama Masyarakat dalam Pengembangan Agribisnis.
ü Penguatan Kelompok Usaha sebagai basis organisasi masyarakat.
ü Berkembangnya Agribisnis yang berdampak kepada peningkatan
pendapatan masyarakat.
ü Membangun kerjasama berkelanjutan antara Kelompok Usaha dengan KIM
SIDOMUKTI dalam pengembangan Agribisnis.
c. Hasil Yang Diharapkan
·
Berfungsinya Sistem Organisasi Kelompok Usaha.
·
Berfungsinya Sistem Pengembangan Agribisnis.
·
Berfungsinya Sistem Pemasaran Hasil Agribisnis.
·
Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat
2. RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
a. Sistem Agribisnis
Sistem Agribisnis merupakan kegiatan yang kompleks, dimulai dari
pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk produk yang
dihasilkan oleh suatu Agribisnis atau Agroindustri yang saling berkaitan satu
sama lain. Dalam Agribisnis terdapat subsistem yang terdiri dari : a) subsistem
pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan
sumberdaya, b) subsistem produksi atau usaha, c) subsistem pengolahan hasil,
dan d) subsistem pemasaran hasil hasil.
Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan
yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi
untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usaha dan memanfaatkan sumberdaya
secara optimal. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi, penggunaan sarana
produksi yang baik. Disamping itu dalam kegiatan pra usaha dalam agribisnis
yaitu pemilikan tenaga kerja, pemilikan sarana produksi yang tepat dan efisien.
Untuk mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis, khususnya yang menunjang
terlaksananya usaha yang baik dan menjamin pemasaran hasil serta pengolahan
hasil diperlukan jasa dari pemerintah dan kelembagaan seperti jasa
transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta jasa
penyuluhan. Sektor jasa akan menghubungkan aktivitas subsistem yang terkait
dalam agribisnis perikanan.
Pengembangan agribisnis haruslah diawali dengan perencanaan yang
terdiri dari perencanaan lokasi, komoditas, teknologi, pola usaha beserta skala
usahanya untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Dalam pada itu dalam
tingkat pengolahan hasil, diperluas dan diperbaiki dari pengolahan sederhana
sampai dengan pengolahan lanjut yang laku di pasaran yang lebih luas. Dalam
subsistem pemasaranpun harus berubah yaitu dari pemasaran tradisional lokal,
diperluas sampai ke regional dan ekspor. Untuk maksud tersebut diperlukan
ketrampilan manajemen pemasaran, informasi pasar dan promosi.
Dalam kegiatan agribisnis haruslah banyak-banyak menerima informasi
pasar untuk input maupun output. Agribisnis merubah dan meningkatkan usahatani
yang bersifat lokal, mikro menjadi usahatani yang lebih besar dan luas berskala
usaha yang lebih besar; dapat menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Sehingga
membutuhkan modal yang besar dan ini akan bersaing dengan usaha lain.
Agribisnis yang masih dalam tahap awal dan perkembangan membutuhkan dukungan
dan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan serta kemitraan usaha.
Pembangunan yang berwawasan agribisnis bertujuan : 1) menarik dan
mendorong sektor pertanian dalam skala luas, 2) menciptakan struktur
perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel; 3) menciptakan nilai tambah;
4) meningkatkan penerimaan devisa; 5) menciptakan lapangan kerja dan 6)
memperbaiki pembagian pendapatan. Sedangkan wawasan agribisnis itu sendiri
memperhatikan : a) aspek lingkungan; b) permintaan; c) sumberdaya dan d)
teknologi.
Lingkungan yang mendukung berupa iklim bisnis akan mendorong dan
mengembangkan agribisnis perikanan. Iklim bisnis berupa tersedianya kebutuhan
kebutuhan yang saling terkait satu sama lain, dan saling membutuhkan. Sehingga komponen-komponen didalamnya aktif
bekerja secara fungsional. Disamping itu iklim bisnis akan terjadi dengan
adanya pengaruh dari luar yang secara langsung menyentuh aktivitas produksi
maupun pemasaran.
Permintaan pasar amat berpengaruh terhadap pengembangan
agribisnis. Mekanisme pasar dan perubahan permintaan didalamnya akan
mempengaruhi volume kegiatan agribisnis. Adanya permintaan secara lokal maka
agribisnis itu relatif kecil dan apabila permintaan sudah meluas sampai
regional, nasional dan ekspor maka volume kegiatan agribisnis perikanan itu
makin besar. Dengan demikian ada korelasi antara besarnya kegiatan agribisnis
perikanan dengan luasnya dan mekanisme permintaan.
Tersedianya sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya
buatan manusia, sebagai modal dasar dalam mengembangkan agribisnis. Kecukupan
akan sumberdaya, maka pengembangan agribisnis tergantung pada kemampuan manusia
untuk memanfaatkannya. Kemampuan itu diwujudkan dalam bentuk teknologi yang
diciptakannya.
b. Kelompok Usaha.
Secara garis besar tujuan Kelompok
Usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) tujuan intern Kelompok Usaha dan
2) tujuan ekstern Kelompok Usaha. Tujuan intern Kelompok Usaha yaitu : a)
memenuhi kebutuhan para anggotanya; b) menyediakan kesempatan kerja; c)
meningkatkan pendapatan para anggotanya ; d) menghemat biaya pemasaran; e)
media pendidikan untuk para anggotanya; f) mengurangi kerugian para anggota
(efisien); g) mengembangkan cita cita para anggotanya; h) sebagai media
pendidikan bagi para anggotanya dibidang usaha; i) Kelompok Usaha dapat
menyebar luaskan hasil hasil pembangunan dan dapat meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Tujuan ekstern yaitu Kelompok Usaha dapat memberi
manfaat bagi masyarakat sekitarnya, dan dapat mengangkat tingkat perekonomian
masyarakat kecil menjadi tingkat perekonomian lebih atas.
Dari tujuan tersebut maka kegiatan
Kelompok Usaha, hendaklah sejalan dengan pola pembangunan Pertanian pada umumnya.
Dalam Tri Matra Pembangunan Pertanian mengandung 3 aspek yaitu : (1) Wilayah
terpadu yaitu keterpaduan antar sektoral, subsektoral pusat dan daerah; dan
antar badan usaha, Kelompok Usaha dengan Badan Usaha Swasta, Kelompok Usaha dengan
Badan Usaha Negara; (2) Komoditas terpadu, yang didasarkan pada skala prioritas
komoditas di sustau wilayah dengan mempertimbangkan keterpaduan dengan
penyediaan sarana produksi proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan
agroindustri pemasaran; (3) Usaha terpadu, yaitu keterpaduan yang diarahkan dalam
satu kesatuan kelompok, petani, kesatuan hamparan wilayah yang memenuhi skala
ekonomi yang menguntungkan, kesatuan wilayah dan komoditas dalam rangka
mencapai tingkat pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga usaha yang layak.
b. Pendampingan Kelompok Usaha.
Mendampingi Kelompok Usaha berarti memberikan teknologi (IPTEK)
baru yang diharapkan dapat diterima dan diterapkan oleh para anggota dan
pengurus Kelompok Usaha . Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan proses
penerimaan innovasi adalah : 1) sifat innovasi, 2) saluran komunikasi yang
digunakan, 3) keadaan masyarakat (Kelompok Usaha) yang akan menerima innovasi,
4) peran pendamping, 5) jenis pengambilan keputusan. Teknologi innovasi yang
akan di innovasikan kepada Kelompok Usaha hendaklah mempertimbangkan persyaratan
yaitu dari segi teknis, sosial dan ekonomi. Segi teknis bahwa teknologi mudah
dilaksanakan oleh penerima; segi sosial, tidak bertentangan dengan kaidah kaidah
atau norma masyarakat yang ada dan segi ekonomi, memberi keuntungan.
Saluran komunikasi mempengaruhi cepat lambatnya teknologi itu
sampai pada obyek dengan metoda komunikasi yang tepat maka pesan itu dengan
mudah diterima. Metoda komunikasi yang tepat di daerah pedesaan adala face to face atau kunjungan langsung ke
obyeknya. Kondisi masyarakat di lokasi sentra produksi kentang mempunyai
karakteristik tersendiri sehingga diperlukan metoda tertentu agar pesan
(teknologi) itu mudah diterima. Dalam pada itu peranan penyuluh -pendamping
sangat mutlak. Dengan penyuluh /pendamping yang berkualitas maka akan lebih
mudah meyakinkan pesan yang diberikan kepada obyeknya.
Pendamping sebagai penyuluh usaha hendaklah memenuhi persyaratan :
1) menguasai ilmu pengetahuan (IPTEK), 2) pandai bergaul menghormati norma
norma yang ada, 3) mempunyai tekad dan idealisme yang tinggi untuk
mensukseskan programnya. Pendamping hendaknya dapat dengan cepat mampu
menganalisis situasi dan dapat membaca problema yang dihadapi oleh obyek dan segera mengambil langkah langkah untuk
mengatasinya.
Pengambilan keputusan untuk menerima teknologi baru dilakukan oleh
klien (petani) dengan cara individual atau berkelompok atau berdasarkan
instruksi dari pejabat yang berwenang; bahkan oleh pemimpin non formal. Oleh
karena itu perlu dipertimbangkan saluran mana yang lebih efektif agar
teknologi itu dapat segera diterima oleh klien (petani).
c. Mitra Kerjasama.
·
KIM SIDOMUKTI
ü
Mengkoordinasikan dengan instansi terkait di daerah.
ü
Bersama Pemerintah menetapan lokasi dan Kelompok sasaran program.
ü
Pengadaan sarana dan prasarana antara lain : Modal Usaha, Biaya
Pendampingan, Biaya operasional pendampingan
ü
Mengkoordinasikan Kelompok Peserta Program.
ü
Mengkoordinasikan Pembinaan
dan Pendampingan.
ü Bantuan
tenaga sarjana sebagai pendamping dan
mitra usaha bagi Kelompok Usaha.
ü Bantuan
teknis dan manajerial dalam pengelolaan usaha.
ü Memfasilitasi
forum komunikasi antar pihak (FORKA : Forum Komunikasi Agribisnis) dalam pelaksanaan program
ü Melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.
ü Menampung
hasil produksi usaha prouktif.
ü
Pengolahan hasil.
ü Melakukan
ekspor atau pemasaran dalam negeri.
·
Pemerintah
ü
Membantu perijinan pelaksanaan program.
ü
Membantu identifikasi Kelompok Usaha calon sasaran program.
ü
Pembenahan sistem informasi Kelompok masyarakat
ü Memfasilitasi
kemitraan Kelompok Masyarakat dengan KIM SIDOMUKTI
3.
METODELOGI
a. Sosialisasi
Program Pengembangan Agribisnis.
b. Pelatihan
Management Agribisnis, bagi peserta program.
c. Kerjasama dan
Kemitraan dengan Kelompok Masyarakat dan stakeholder.
d.
Pendampingan Kelompok Peserta Program.
4. INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN
4.1. Komoditas dan Teknologi Inovasi
Komoditas
unggulan terpilih untuk dikembangkan di Kecamatan Kedunggalar adalah Tanaman
Pepaya dan Pisang, Ternak Bebek Potong, Budidaya Ikan Air Tawar. Komoditas,
inovasi teknologi dan sumber teknologi, meliputi dari teknis produksi, panen
dan pasca panen serta pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Inovasi Teknologi
untuk komoditas utama (Pepaya dan Pisang, Bebek, Ikan Air Tawar ) yang di
tawarkan pada laboratorium Agribisnis Kecamatan Kedunggalar
Komoditas
|
Inovasi Teknologi
|
Sumber Teknologi
|
Pepaya, Jamur dan
Pisang
|
1.
Teknologi
sistem penataaan lahan dan air pengelolaan spesifik lokasi
2.
Teknologi
pembibitan dan Teknologi budidaya
3.
Teknologi Panen dan pasca panen
|
Kimsidomukti, Dinas Pertanian
Kabupaten Ngawi
|
Bebek, Kelinci
|
1.
Teknologi
pembibitan
2.
Teknologi
penggemukan
3.
Teknologi
strategi pemberian Pakan
4.
Skala
usaha ekonomis
5.
Teknologi
Pemeliharaan intensif
6.
Teknologi
Pemasaran
|
Kimsidomukti, Dinas Pertanian
Kabupaten Ngawi
|
Ikan Air Tawar, belut
|
1.
Teknologi Pembenihan ikan,belut
2.
Teknologi Pembesaran
3.
Teknologi Pakan dan kolam
4.
Teknologi Pemeliharaan
5.
Teknologi Pengelolaan Usaha
6.
Teknologi Pasaca Panen
|
Kimsidomukti, Dinas Pertanian
Kabupaten Ngawi
|
4.2. Inovasi Kelembagaan
Inovasi model kelembagaan
yang dikembangkan di Kecamatan Kedunggalar adalah model Kelembagaan Agribisnis
Industrial Pedesaan (Kelembagaan AIP). Inovasi kelembagaan AIP
disajiakan pada Tabel 2.
Tabel 2. Inovasi
Kelembagaan AIP di Kecamatan Kedunggalar
Lembaga
|
Kegiatan
|
Lembaga Saprodi
|
1. Penumbuhan Unit Penyedia Saprodi
Kelompok Usaha
2. Penguatan Unit Penyedia Saprodi
Kelompok Usaha
|
Lembaga Produksi
|
1. Pengaktifan Kelompok Usaha
2. Penguatan Kelompok Usaha
3. Pengemebangan model penguatan Kelompok
|
Lembaga Permodalan
|
1. Pembentukan LKM
2. Pelatihanpengurus/pengelola LKM
3. Integrasi LKM dan Kelompok
4. Penguatan/pengembangan LKM
|
Lembaga Pengolahan
Hasil & Pemasaran
|
1. Pembentukankelompokpengolahanhasil dan
pemasaran hasil
2. Penguatan/pengembangan kelompok
pengolahan hasildan pemasaran hasil
|
Lembaga Penyuluhan &
Pelayanan informasi
|
1. Pelibatan penyuluh pertanian
2. Peningkatankompetensipenyuluhpertanian
3. PembentukanKlinikAgribisnis
4. Penguatan/pengembangan
KlinikAgribisnis
|
5. STRATEGI KEGIATAN
a.
Persiapan
·
Sosialisasi dan Perencanaan Program (di tingkat KIM SIDOMUKTI).
·
Perencanaan Pngembangan Agribisnis (di tingkat Kelompok Usaha).
b.
Pelaksanaan
·
Kesepakatan Pelaksanaan Program (KIM SIDOMUKTI dengan Pemerintah)
·
Pelatihan Management Agribisnis, bagi peserta program.
·
Pendampingan Kelompok Peserta Program.
6. MONITORING, EVALUASI dan PELAPORAN
- Monitoring
·
Monitoring Bulanan (di tingkat KIM SIDOMUKTI).
·
Monitoring 6 bulanan oleh KIM SIDOMUKTI dan Pemeritah.
b.
Evaluasi dan Pelaporan
·
Work shop 6 bulanan.
·
Pelaporan Bulanan.
·
Pelaporan Tahunan.
7.
WAKTU dan LOKASI PROGRAM
Program ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2012 Lokasi Program
bertempat di Kabupaten Ngawi Kecamatan Kedunggalar, dengan kriteria wilayah :
a. Diutamakan yang memiliki potensi untuk pengembangan Pertanian, Perikanandan
Peternakan.
b. Ada Kelompok Usaha, diutamakan yang memiliki
pengurus aktif.
8.
PENGORGANISASIAN
Kegiatan ini akan diorganisasikan langsung di
lapangan oleh KIM SIDOMUKTI, sehingga diperlukan penandatanganan perjanjian
kerjasama antara Kelompok Usaha dengan KIM SIDOMUKTI.
a.
KIM SIDOMUKTI bertanggung jawab pada pengorganisasian serta pendampingan Kelompok Usaha,
Pelatihan dan pendampingan management, teknis Agribisnis.
b.
Pemerintah, bertanggung jawab terhadap penyediaan Permodalan Agribisnis, bagi Kelompok Usaha.
c.
Pemerintah dan KIM SIDOMUKTI, bersama-sama bertanggung jawab dalam kegiatan monitoring dan evaluasi
kegiatan.
9.
KEBERLANJUTAN PROGRAM
a.
Keberlanjutan Program Bagi Pemerintah
· Pemerintah, berpeluang mengembangkan Agribisnis bagi masyarakat sebagai upaya
peningkatan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah.
· Pemerintah, berpeluang mempromosikan Paket Pinjaman/Kredit untuk pengembangan usaha
mkro, kecil, menengah bagi masyarakat, melalui jasa pendampingan dan penyuluhan
yang dilakukan oleh KIM SIDOMUKTI.
· Pemerintah, berpeluang mengembangkan kualitas layanan, bagi Kelompok Usaha dan
masyarakat dalam mencapai kesejahteraan.
b.
Keberlanjutan Program Bagi KIM SIDOMUKTI
· KIM SIDOMUKTI, berperan sebagai lembaga yang mengkoordinasikan pengembangan Agribisnis
di wilayah tugasnya melalui pengorganisasian dan solidaritas Kelompok Usaha.
· KIM SIDOMUKTI, berperan sebagai agen Pengembangan Agribisnis bagi Kelompok Usaha.
c.
Keberlanjutan Program Bagi Kelompok Usaha.
· Kelompok Usaha, memiliki kepastian dalam melakukan Agribisnis, melalui dukungan ketersediaan
Sarana prasarana yang berkualitas dan pendampingan teknologinya.
·
Kelompok Usaha, memiliki sumber peningkatan pendapatan yang pasti.
10. PEMBIAYAAN PROGRAM
a. Jenis Pembiayaan
Pembiayaan Program ini meliputi :
ü
Biaya operasional kesekretariatan program.
ü
Biaya operasional pendampingan.
ü Biaya Modal
Usaha Kelompok.
b. Sumber Biaya
Pembiayaan Program dilakukan secara mandiri,
baik kimsidomukti maupun anggota kimsidomukti.
11. PENUTUP
Demikian
konsep Program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, dalam upaya peningkatan efektivitas
ekonomi di kalangan masyarakat. Diharapkan kiranya Pemerintah pusat dan daerah
dapat mengambil langkah berpartisipasi dengan menyusun program aksi yang
berfokus pada pemberdayaan Agribisnis Masyarakat. Kepada Pemerintah dan jajarannya
diharapkan juga secara aktif memasyarakatkan program-program yang berkaitan
dengan upayaupaya pengentasan masyarakat dari kemiskinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar